"Kalau diingat lagi, beberapa tahun lalu, terkadang aku tidak menyangka berada di titik ini, yaitu bekerja dan menjadi anak rantau yang jauh dari orang tua. Masih terbayang dengan jelas bagaimana aku tidak bisa tidur semalaman di hari pertamaku di sini sampai-sampai menangis sendirian karena tidak enak badan. Kutebak itulah mengapa Allah berikan kesempatan membuka sebuah babak baru ini"
Babak baru menjadi dewasa itu cukup kompleks dimulai dari lulus kuliah sampai harus melamar pekerjaan, berawal dari coba-coba sampai harus mantap untuk menetapkan pilihan. Pada awalnya memang kesasar, tapi ternyata mulai bisa menemukan titik nyaman. Hidup di tengah kota kecil ini memang menenangkan, jauh dari penatnya hiruk pikuk kota mulai dari kemacetan, kerumunan lautan manusia, polusi udara, sampai banjir. Walaupun banyak fasilitas yang tidak selengkap kota besar, tetapi memulai slow living disini merupakan pilihan yang tepat.
Babak baru menjadi anak rantau itu seru dan menegangkan. Bayangkan saja selama 23 tahun hidup didampingi Bapak dan Ibu yang mana jika ada masalah sekecil apapun masih ada yang bisa membantu dan sekarang masalah sebesar apapun harus diselesaikan sendiri. Lika-liku menjadi anak rantau terkadang membuatku berpikir bahwa manusia itu memang benar makhluk sosial, dimulai dari perlunya memenuhi kebutuhan hidup seperti fotocopy, laundry, cuci motor, service motor dan tersedianya beberapa spot tempat makan sampai menjaga kehidupan bertetangga. Hal yang mebuatku heran adalah aku bisa mengenal mereka semua dengan sangat baik. Hidup itu memang lucu dan membuat heran, dari berbagai masalah yang dilalui, sampai pada satu titik " ternyata aku bisa keren juga". Wadaw.
Babak baru menjadi tenaga kesehatan di rumah sakit itu ternyata tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Berada dalam lingkup komunitas dan berinteraksi langsung baik dengan pasien, dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya itu memang punya rasa campur aduk sendiri. Dari rasa kesal sampai senang, dari senang sampai sedih, dari sedih sampai masuk ke prinsip utama yang aku pun masih belajar untuk merealisasikannya yaitu "sabar dan ikhlas". Ada banyak tambahan ilmu sampai nilai kehidupan yang bisa diambil dari bekerja disini, dan itu benar-benar berharga dan indah sama seperti yang pernah aku ceritakan di "Pengamat Fenomena #3".
Babak baru ini memang tidak mudah ditebak akan menjadi seperti apa nantinya. Aku memang masih menjalani babak baru ini untuk menuju babak baru lainnya. Semoga Allah selalu beri kemudahan, kekuatan dan perlindungan untuk setiap jalan yang ditempuh! Semoga hal-hal baik selalu membersamai dan mari semangat!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar