Pages

Sedu

Minggu, 02 Maret 2025

   Aku pikir, aku punya kemampuan cukup baik untuk menekan perasaan dan ego atas nama kompromi satu sama lain. Dalam segala keterbatasan ruang dan waktu untuk bertemu, aku bahkan sanggup untuk menunggu, tidak memeriksa segala keraguanku yang aku pikir, topik ini mungkin membuatmu tidak akan nyaman atau mungkin kamu memang tidak memiliki perasaan yang sama. 
    Lalu, pada akhirnya aku hanya bisa menggantungkan segala harapan dan doa dalam setiap sujudku terutama di sepertiga malam itu. Dalam setiap kisah pasti ada akhir yang entah akan bahagia atau sebaliknya, aku pun tidak tahu bagaimana kisah ini akan berjalan. Maka doaku, semoga kamu selalu baik dan Allah melindungimu setiap waktu 

CERITA BAHAGIA #2

Sabtu, 22 Juni 2024

 " Aku hanya merasa sangat bersyukur atas seluruh nikmat dan karunia yang Allah berikan hingga saat ini"

     Ada banyak hal yang terkadang kamu lupa, bahwa momen-momen bahagia itu mudah sekali dikenali, tetapi sering kamu tidak sadari. Momen sesederhana ketika kamu terbangun di pagi hari dalam kondisi sehat atau momen ketika kamu membantu banyak pasien dan mereka sangat berterimakasih terhadap kamu dan membuatmu terharu-bahkan kamu hanya mengerjakan apa yang kamu kerjakan. 

    Aku ingin menceritakan cerita bahagiaku di bulan Mei-Juni. Memasuki bulan Mei menuju bulan Juni, entah kenapa, aku jadi teringat pelajaran Bahasa Indonesia dulu ketika aku duduk di SMA, puisi Eyang Sapardi " Hujan Bulan Juni". Mendengarkan musikalisasi puisi tersebut dari Dua Ibu sepertinya menjadi sebuah keharusan, walaupun sampai sekarang aku mempunyai perkiraan makna sendiri di pikiranku, yang entah benar atau salah, mungkin akan sama seperti momen pertama bertemu-yang entah membuatku malu-malu, dan mungkin kamu tidak.

    Cerita bahagia selanjutnya adalah salah satu wishlist sejak tahun 2010 akhirnya tercapai, akhirnya bisa sing along bersama pakdhe-pakdhe Avenged Sevenfold secara langsung. Momen lagu-lagu Avenged Sevenfold menemaniku bertumbuh sejak jaman SMP ini memang lucu, yang selalu aku dengarkan terutama ketika momen sedih dan marah, dan entah kenapa hentakan musik keras bisa mengkontrol emosi menjadi lebih tenang, lucu, dan aku masih mencari korelasinya. Terimakasih Husnil dan Afina sudah mau menemaniku!

    Momen bahagia lainnya adalah ketika aku mulai bisa mengenal diriku lebih dalam dan ternyata aku (lumayan) suka mendengarkan atau membaca topik tentang self-improvement. Buku-buku self-improvement adalah buku yang selalu kuhindari untuk tidak kubaca, karena aku merasa tidak tertarik pembahasan teori yang membosankan. Menurutku, hidup itu hanya perlu dijalankan dengan prinsip let it flow agar tidak menambah beban pikiran. Ternyata, setelah mendengarkan podcast terkait topik ini dan wow ternyata aku harus mengenal diriku lebih dalam. Akhirnya, aku mulai membaca buku Atomic Habits, walaupun tidak bisa kuhabiskan satu hari penuh seperti buku fiksi kesukaanku lainnya, tetapi aku sangat menikmati proses membaca perlahan sambil berkontemplasi. Semoga aku bisa menyelesaikannya!

Semoga cerita bahagianya bisa berlanjut terus sampai besok-besoknya untuk siapapun (aku, kamu, dan semua yang (mungkin)) membaca!



Babak Baru

Selasa, 09 Mei 2023

    "Kalau diingat lagi, beberapa tahun lalu, terkadang aku tidak menyangka berada di titik ini, yaitu bekerja dan menjadi anak rantau yang jauh dari orang tua. Masih terbayang dengan jelas bagaimana aku tidak bisa tidur semalaman di hari pertamaku di sini sampai-sampai menangis sendirian karena tidak enak badan. Kutebak itulah mengapa Allah berikan kesempatan membuka sebuah babak baru ini"
    Babak baru menjadi dewasa itu cukup kompleks dimulai dari lulus kuliah sampai harus melamar pekerjaan, berawal dari coba-coba sampai harus mantap untuk menetapkan pilihan. Pada awalnya memang kesasar, tapi ternyata mulai bisa menemukan titik nyaman. Hidup di tengah kota kecil ini memang menenangkan, jauh dari penatnya hiruk pikuk kota mulai dari kemacetan, kerumunan lautan manusia, polusi udara, sampai banjir. Walaupun banyak fasilitas yang tidak selengkap kota besar, tetapi memulai slow living disini merupakan pilihan yang tepat. 
    Babak baru menjadi anak rantau itu seru dan menegangkan. Bayangkan saja selama 23 tahun hidup didampingi Bapak dan Ibu yang mana jika ada masalah sekecil apapun masih ada yang bisa membantu dan sekarang masalah sebesar apapun harus diselesaikan sendiri. Lika-liku menjadi anak rantau terkadang membuatku berpikir bahwa manusia itu memang benar makhluk sosial, dimulai dari perlunya memenuhi kebutuhan hidup seperti fotocopy, laundry, cuci motor, service motor dan tersedianya  beberapa spot tempat makan sampai menjaga kehidupan bertetangga. Hal yang mebuatku heran adalah aku bisa mengenal mereka semua dengan sangat baik. Hidup itu memang lucu dan membuat heran, dari berbagai masalah yang dilalui, sampai pada satu titik " ternyata aku bisa keren juga". Wadaw. 
    Babak baru menjadi tenaga kesehatan di rumah sakit itu ternyata tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Berada dalam lingkup komunitas dan berinteraksi langsung baik dengan pasien, dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya itu memang punya rasa campur aduk sendiri. Dari rasa kesal sampai senang, dari senang sampai sedih, dari sedih sampai masuk ke prinsip utama yang aku pun masih belajar untuk merealisasikannya yaitu "sabar dan ikhlas". Ada banyak tambahan ilmu sampai nilai kehidupan yang bisa diambil dari bekerja disini, dan itu benar-benar berharga dan indah sama seperti yang pernah aku ceritakan di "Pengamat Fenomena #3".
    Babak baru ini memang tidak mudah ditebak akan menjadi seperti apa nantinya. Aku memang masih menjalani babak baru ini untuk menuju babak baru lainnya. Semoga Allah selalu beri kemudahan, kekuatan dan perlindungan untuk setiap jalan yang ditempuh! Semoga hal-hal baik selalu membersamai dan mari semangat!







guntur

Kamis, 07 November 2019

tidak bertanya, bukan tidak peduli
tidak bertanya, bisa jadi tidak peduli
dipedulikan, bukan butuh empati
dipedulikan, bisa jadi butuh empati
tiba masanya, tiba masanya
tidak ada lagi kamu yang menjadi kita
adanya kamu yang selalu menjadi kamu
menangis sudah
menjerit sudah

sampai putus semua rasa
sampai putus semua bahasa
sampai putus semua logika
sampai putus lalu matilah kamu sendiri
yang lucu kenihilan itu akan muncul
semua pecah menangis sampai putus, jiwamu mati
benar kamu hanya terperangkap dalam imaji kosongmu yang

yang.....terbakar menjadi ......

Pengamat Fenomena #3

Rabu, 08 Mei 2019

Di atas pijakan tanah yang luas, gedung penolong itu berdiri menjulang dan kokoh seolah mampu menopang semua yang ingin menghilangkan bahkan menghapuskan sedikit kesengsaraan hidup. Ribuan orang datang setiap harinya, tidak hanya yang mencari peluang sembuh. Tetapi, semua yang bekerja didalamnya-pun ikut bahu-membahu untuk memberi pelayanan yang terbaik, dengan tujuan implisit ikhlas membantu orang banyak. Tidak hanya itu, kamu akan melihat banyak pencari ilmu dengan banyak disiplin ilmu, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya disini untuk menggapai mimpi mulia dengan meneruskan perjuangan pendahulunya. Dan banyak hal lainnya yang membuatmu berpikir, gedung ini benar-benar tidak sesederhana itu!

Kali ini, seperti kali yang kemarin, mungkin yang kemarin-kemarinnya lagi, atau yang sudah lalu-lalu banyak dirasakan oleh hampir semua orang di gedung penolong tersebut, tapi aku baru merasakannya ini sendiri sama untuk beberapa minggu ini. 

Dalam banyak kamar berbentuk kubus itu, kamu akan melihat banyak yang masih berjuang melawan rasa sakit dengan bantuan banyak alat, lalu mungkin ditambah bantuan dorongan diri untuk sembuh. Kamu-pun akan melihat banyak pekerja yang rela diambil waktu bersama keluarga tercintanya, demi bekerja keras untuk semua yang berjuang melawan sakitnya. Kamu juga akan melihat banyak sanak keluarga selalu ikhlas menunggu sambil berdoa dengan harap-harap cemas, sampai kadang tak kuat menahan isakan tangis. Kamu-pun benar-benar melihat perjuangan untuk hidup itu sangat sulit, benar-benar sulit, walaupun sekedar untuk membuka mata, makan dengan nyaman, menghirup oksigen ataupun hal-hal lainnya. Gedung ini memang benar tidak sesederhana itu!

Pada setiap cerita, tidak ada yang bisa memastikan dengan tepat dan jelas bagaimana jalan akhir cerita, pun semua orang yang berjuang di gedung penolong itu. Semuanya akan berada pada tahap pasrah dan ikhlas kepada keputusan Allah, setelah melalui banyak perjuangan yang panjang. Semoga segera diberi kekuatan dan keajaiban kepada semua para pejuang! Jangan lupa bersyukur, karena  nikmat hidup dan sehat itu benar-benar luar biasa!



Dongeng yang Belum Selesai

Sabtu, 06 April 2019

Rasa-rasanya aku ingin membuat sebuah dongeng panjang dengan inti cerita yang bermacam-macam

Yang membuat seorang anak kecil merajuk kepada Ibunya untuk dibacakan sebagai pengantar tidur

Yang membuat seorang perempuan selalu jatuh merindu dengan kekasih hidupnya yang tak disisi

Yang mempererat jalinan hangat anak lelaki kepada Ayahnya

Atau sekedar membuatku ingat semua yang ada sejalan dengan kuasa-Nya tidak bisa memaksakan tapi bisa mengusahakan


Rasa-rasanya aku ingin membuat sebuah dongeng panjang dengan inti cerita yang bermacam-macam 

Berikan aku seorang tokoh utama lalu aku akan gambarkan ia menjadi paling sempurna

Aku akan ceritakan ia dalam banyak kisah tentang apa saja 

Kalau kau minta romansa, kuciptakan ia berbahagia dengan yang dicinta tanpa lara banyak bahagia

Kalau kau minta latar agama dan budaya, kuciptakan ia dengan laku dan hati mulia lalu tunduk disegani semua

Kalau kau minta sains fiksi, kuciptakan ia menjadi pahlawan super dengan teknologi mutakhir tanpa ada kekalahan sampai akhir


Rasa-rasanya aku ingin membuat sebuah dongeng panjang dengan inti cerita yang bermacam-macam

Besok atau lusa akan aku bacakan padamu  atau kujadikan kamu sebagai penikmat karya pertamaku

Tapi kalau kamu sibuk, yasudah

Aku akan bercerita saja pada bulan dan bintang

Jelas kusuruh mereka menyebarkan ke seluruh sudut alam semesta

Sampai semua merindukan dongengku dan penasaran dengan jalan akhir cerita

Apa yang terjadi dengan tokoh utamanya? tokoh pendukungnya hilang kemana?


Dongeng yang belum selesai

Berikan aku akhir cerita yang kamu mau

Akan kubuat kamu tersenyum ceria sampai

Paling tidak membuat semuanya terbuai



Tapi, kalau tidak mau, juga tidak apa-apa


Cerita Bahagia #1

Senin, 01 April 2019

" Tidak perlu mencari terlalu jauh sampai mengeluarkan banyak energi, toh bahagiamu sangat mudah ditemukan dengan caramu sendiri"
Aku hanya ingin bercerita tentang hal-hal menyenangkan yang aku alami di minggu-minggu Bulan Maret. Hal-hal sederhana yang bisa-bisanya datang mendadak ketika perasaan hatiku sedang tidak baik, lalu tanpa basa-basi langsung merapikan pecahan keembuhan itu menjadi rapi dan membahagiakan. 

Minggu kedua Bulan Maret, saat itu sedang ada event festival literasi dan pasar buku di Jogja. Hari itu, aku datang dengan niat hanya mau lihat-lihat saja, tanpa berharap apa-apa yang penting bisa mengurangi sedikit-banyak kejenuhanku dengan hectic-nya kerja praktek. Awalnya tidak ada niatan mau membeli, tetapi pada akhirnya membeli 3 buku juga dengan harga murah yang tentunya tidak mengecewakan. Senang!

Minggu ketiga dan keempat Bulan Maret, saat itu entah kenapa aku merasa bosan bersepeda sendiri, dengan jalur yang itu-itu saja, akhirnya aku mengajak teman-temanku yang sedang ada waktu luang untuk sepedaan bersama. Obrolan ngalor-ngidul dari mulai nostalgia masa lalu sampai rencana masa depan ditambah banyak hal lainnya sambil dan setelah sepedaan itu ternyata se-asyik itu. Iya, senang!

Minggu kelima Bulan Maret menuju minggu pertama Bulan April, setelah sedih melewatkan gigs -nya Mas Adhit di Jogja, karena beberapa halangan, padahal ditunggu-tunggu banget. Akhirnya bisa nonton Mas Adhit di malam minggu tersebut dan gratis. Walaupun ada beberapa lagu yang aku harap bisa dinyanyikan dan ternyata tidak dinyanyikan di gig tersebut, tetap senang! Apalagi ditutup dengan lagu "Sesuatu di Jogja-nya" tambah bikin syahdu. 

Semoga cerita bahagianya bisa berlanjut terus sampai besok-besoknya untuk siapapun (aku, kamu, dan semua yang (mungkin)) membaca!



 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS