Pages

Ada dan Hilang

Rabu, 03 Oktober 2018

"Aku yang akan bilang, bahkan suatu "keberadaan" yang nantinya akan diikuti dengan "kehilangan" dan atau sebaliknya, memang membutuhkan banyak persiapan"
      Dalam hidup, akan tiba saatnya mereka yang datang akan pergi, atau mereka yang baru, akan datang, atau bahkan mereka yang sudah pergi, akan datang kembali, rumit. Waktu memang pandai menyimpan hal-hal rumit, sampai-sampai terkadang waktu adalah definisi yang paling benar terkait kejutan kehidupan yang asyik. Korelasi antara hidup dan waktu bukan lagi soal kelaziman makna "seharusnya", tetapi lebih kepada sabar, ikhlas, dan syukur. Tentang bagaimana kita sebagai manusia bisa selalu sabar, ikhlas, dan bersyukur hingga mereka akan datang  di waktu yang paling baik dan tepat. 
       Mereka yang akan datang dalam hidup kita secara tidak langsung selalu punya pesan tersirat, yang mungkin kita atau mereka sama-sama tidak tahu isi pesannya, kebermanfaatan diri seorang manusia, misalnya. Kamu mungkin tidak menyadari keberadaan kita sebagai manusia saat ini bisa membawa kebermanfaatan di mata manusia lain, dan juga sebaliknya. Atau kepergian mereka yang dulu datang ternyata justru menjadi hal yang baik, sudah saatnya mereka pergi untuk bisa menjadi lebih bermanfaat bagi manusia lain atau bisa jadi sudah saatnya mereka merasakan sesuatu yang bisa membuat hidupnya menjadi lebih bermanfaat didiri manusia lain. Dalam konteks ini, kebermanfaatan yang dimaksud bukan selalu tentang menjadi manusia yang paling baik dan tidak punya kesalahan, tetapi lebih kepada hal-hal kecil sampai besar yang bisa memberi pengaruh baik didiri dan hidup manusia lain. Maka, sudahkah seharusnya kamu merasa tenang bahwa mereka yang datang dan pergi adalah sesuatu yang baik dan tidak perlu dikhawatirkan?
        Hidup itu cukup menarik karena tidak ada yang bisa menebak, apa yang ada dan hilang di waktu lampau, sekarang, atau masa depan ternyata bisa membawa perubahan yang signifikan dalam hidup. Tentang bagaimana kita sebagai manusia melakukan manajemen diri dengan mensinkronkan hati dan logika menjadi kesatuan yang utuh dan nyata. Tentang implementasi sabar, ikhlas, dan syukur. Tentang menjadi manusia yang selalu kuat. Tentang menikmati proses yang terjadi. Tentang apapun itu, untuk bersiap menghadapi mereka yang akan ada dan mereka yang akan hilang. 

"Maka tetaplah hidup dengan bahagia, bukankah kamu semua sudah melakukan banyak persiapan akan "keberadaan" dan "kehilangan" yang datang silih berganti dalam hidup?"
           
         

Monolog

Kamis, 02 Agustus 2018

rasa tercipta karena adanya asa, menjadikannya suatu frasa, di dalam suatu masa,

lalu pecahlah semuanya satu-persatu, pergilah kamu manusia yang berhati batu, seolah kamu merasa utuh dalam satu,

sang fajarpun akan datang lagi, katanya ingin bertemu dengan elegi, tidakkah menjadi salah jika rindu itu ikut terbagi,

maka sampailah kamu di senja hari, biarkan laramu berlari-lari, tertunduk sedih karena sudah letih mencari,

sekarang apalagi yang akan kau jadikan sebagai tolak ukur, membuatmu angkuh tak terukur, sebagai manusia yang selalu lupa bersyukur.

Rumah

Sabtu, 21 April 2018


   Kalau kuasumsikan hidup seperti bianglala tidak apa-apa ya? Bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai masa ketika berada di bianglala paling atas lalu terkagum-kagum melihat pemandangan kota malam yang indah atau masa ketika berada di bianglala paling bawah, menunggu, berharap, berusaha, menunggu lagi untuk menikmati gemerlap riuh suasana kota ditemani lampu-lampu putih dan kuning yang seolah-olah bersorak sudah sampai tahap ini. Hidup itu memang penuh teka-teki. Tidak ada yang tahu akan membawamu sampai mana usaha dan doamu itu? Apakah membawamu terbang tinggi untuk duduk dan bercengkrama dengan bintang dan bulan malam yang  hebat? Atau membawamu turun ke dasar laut yang gelap sampai-sampai kamu sesak untuk memikirkannya? Manusia benar-benar tidak akan pernah tahu.

   Ketika, manusia berada di fase paling bawah, paling sulit, paling banyak masalah, paling mengecewakan, banyak dari mereka yang merasa sangat terpuruk dan menjadi paling menyedihkan. Wajar. Manusia juga dianugerahi perasaan kan? Ketika berada di fase ini, manusia cenderung mencari manusia lain untuk sekedar bercerita, berbagi beban masalah, untuk membuat dirinya merasa sedikit lega, bahwa ada manusia lain yang mau mendengarkan, berempati, atau bahkan memberi saran atau masukan yang baik. Boleh, ini boleh. Aku pun juga seperti itu, ketika ada masalah datang, pasti aku mencari-cari manusia lain yang kupercayai agar membuat bebanku sedikit berkurang. Aku mencari rumah singgah didiri orang lain untuk membuatku menjadi sedikit lebih tenang dan merasa aman. Aku juga manusia kan?

   Terkadang, apa yang membuatku bingung atau bisa saja membuat manusia lain bingung adalah ketika setelah bercerita itu, memang beban akan hilang saat itu juga, bersama manusia lain masalah itu bisa hilang begitu saja. Lupa. Tertawa. Tetapi, ketika  sedang sendiri, tidak bersama manusia lain tersebut, ada hal lain yang mengganjal entah mengapa membuat kita senang untuk terus menikmati kesedihan, sedih yang terlalu berlarut-larut. Senang memutar lagu sedih, seakan-akan mendukung kesedihan ini, membuat suasana sendu, lalu akhirnya menangislah kita sekeras-kerasnya. Sadar bahwa beban ini benar-benar berat. Sedih dan bahagia itu kan naluriah, hati manusia memang didesain untuk merasakan perasaan itu. Tetapi, jika terlalu berlebihan apakah menjadi wajar? Kataku tidak wajar, tetapi kenyataannya aku masih juga sedih kan?

   Mungkin, apa yang aku atau manusia lain lupa adalah tidak membangun rumah bagi diri sendiri. Tidak mulai mensurvey untuk membeli pondasi bangunan yang kokoh, tetapi sibuk mencari rumah singgah di diri manusia lain. Tidak, aku tidak menyalahkan hal tersebut. Aku pun paling tidak bisa memendam masalah sendiri. Aku tetap harus mencari rumah singgah didiri orang lain. Dan aku pasti akan tetap melakukan hal itu.  Tetapi aku menjadi sadar bahwa aku juga harus membangun rumah untuk diriku sendiri. Rumah yang menjadi kebutuhan utamaku untuk beraktivitas mulai dari hal yang paling ringan sampai hal berat. Rumah yang menjadi tempat perlindungan dari hujan dan badai sehingga membuatku merasa aman. Rumah yang akan membuatku tenang dan nyaman.


"Rumah tetap dan rumah singgah itu adalah sebuah kebutuhan utama manusia. Tidak ada yang salah ketika kamu hanya punya salah satunya. Hanya saja akan lebih baik jika kamu mempunyai keduanya. Jangan lupa untuk terus merawat dan menjaga keduanya. Toh rumah tetap dan rumah singgah adalah istana indah yang membuatmu ingin terus pulang kan? "


Ibuku

Selasa, 17 April 2018

"Kalau kamu ke rumahku suatu saat nanti, lihat-lihatlah ada bidadari yang selalu tersenyum ramah, memberikan pandangan indahnya belajar sabar dan ikhlas, dan manusia kuat yang selalu bisa diandalkan. Itu Ibuku"  
   Sorot mata itu yang selalu bisa meneduhkan dan menenangkan hati anak-anaknya. Sorot mata itu yang kadang mengingatkanku akan cerita perjuangannya dari masa kecil hingga sekarang, jangan lupa bersyukur katanya setiap waktu. Sorot mata itu juga yang membuat aura kecantikannya semakin terpancar. Kubilang, aura kecantikannya tidak akan pernah habis, dari dulu sampai sekarang, menurut versiku. Kubilang, kalian terbukti menjadi manusia kuno jika tidak bisa melihat aura itu, benar-benar cantik luar dan dalam. Maka akan kucoba untuk ceritakan satu persatu betapa supernya sosok tersebut. Jangan pernah lelah untuk belajar sabar dan ikhlas dalam menjalani suatu masalah, ingat Allah apapun yang terjadi, boleh sedih tapi ada batasnya, katanya selalu. Sosok itu juga yang selalu mengajarkanku untuk menjadi perempuan yang serba bisa, mandiri, dan bijaksana. Jangan sepelekan, bahkan Ibu bisa melalukan pekerjaan bapak, kalau bapak sedang tidak ada dirumah. Makanya hal tersebut yang mampu menambah pancaran aura kecantikannya. Sosok itu juga yang selalu ingatkanku untuk selalu menghargai dan menghormati orang lain, manusia itu harus bisa memanusiakan manusia kan? Jangan berbuat jahat, karena tidak ada manusia yang mau menerima perlakuan jahat. Kalau kataku, sosok itu adalah manusia baik dan keren yang selalu bisa menjadi surga terindah bagiku.  Walaupun terkadang waktu bisa terkikis sedikit demi sedikit karena kesibukannya, tetapi sosok itu tetap selalu bisa memberi kehangatan lewat pelukan baik secara langsung atau lewat doa yang selalu dipanjatkannya setiap hari. Sudah kubilang, membicarakan kecantikannya itu tidak akan ada habisnya. Kamu akan menjadi haus dan lapar kalau membicarakan ini terus-terusan. Nanti juga bisa membuatnya tersipu malu lagi-lagi. Maka terimakasih untuk selalu ada disaat apapun dan dimanapun. Berbahagialah aku, kamu, dan kalian yang masih bisa  bersama-sama, jangan buat Ibu khawatir, tetap jaga agar Ibu selalu baik. Maka benar-benar nikmat Allah itu tidak terbatas.


 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS