"Kalau bisa aku mengulang waktu, aku akan kembali ke masa-masa itu. Ketika kamu dan aku memainkan kata menjadi makna tersirat. Ketika kamu yang terus membisu berharap aku bisa membaca pikiranmu. Atau aku yang malu-malu membayangkan dunia khayalku bisa bertemu dengan dunia nyata kita. Ya... Kalau bisa..."
Manusia itu lucu dengan segala kelucuannya, bisa-bisanya jatuh kepada manusia lain yang baru ditemuinya atau bahkan memiliki karakter yang berbeda dengan dirinya atau bahkan kepada sesosok manusia dingin sekalipun. Jatuh disini bukan jatuh yang mengikuti aturan gravitasi bumi yaitu terhempas jauh dari pusat turunnya, membuat luka menganga kemudian menangis sakit. Tetapi, jatuh yang unik yaitu ketika terhempas kemudian terbang lagi ke angkasa, bermain dengan awan lalu melayang-layang karena terlalu senang, namanya jatuh hati.
Manusia itu lucu dengan segala kelucuannya, bisa-bisanya bahagia dengan cara yang sederhana, misalnya dengan saling mengunci gerak mata padahal malu-malu memperhatikan atau saling bertemu tetapi mulut membisu atau bahkan dengan mengirimkan sepeluk rindu lewat doa.
Manusia itu memang lucu dengan segala kelucuannya. Manusia itu adalah makhluk yang paling mengerti bahwa hukum alam itu benar-benar nyata adanya, misal saja hukum alam sub lawan kata. Aku yang kemarin tidak sengaja bertemu denganmu dan kamu yang sekarang berjalan jauh pergi, yang kubilang, kamu tertarik dalam medan magnet dalam dirimu dan dirinya. Tetapi, masih saja aku berkompromi dengan dimensi waktu, berharap saat itu datang lagi atau bermain-main dengan imajinasiku saja, yang penting aku senang kan? Aku tahu betul ketika ada sesuatu yang datang, pasti akan ada momennya sesuatu itu pergi. Aku juga tahu betul ketika aku mengenal jatuh hati, pasti suatu saat nanti aku akan patah hati. Hukum alam bukan?
Manusia itu memang lucu dengan segala kelucuannya. Kalau kamu bilang, aku itu bodoh karena masih terperangkap dalam imajinasiku sendiri, maka aku akan bilang pasti ada persentase kecil imajinasiku menjadi nyata, walaupun sekedar 0,001 % saja. Aku yang percaya bahwa hal-hal tersebut bisa saja terjadi dan aku percaya hukum alam bisa saja berbalik bahagia. Aku tetap meyakinkan diriku terus menerus, tidak ada salahnya kan untuk berharap?
Manusia itu memang lucu dengan segala kelucuannya. Benar. Walaupun dimensi waktu terus berputar, aku disini masih mencoba untuk keluar dalam lingkaran yang kubuat-buat sendiri, yang terus membuatku berlari kelelahan dan mungkin akan ada waktunya aku jatuh karena perbekalanku sudah habis dan aku mulai membuat prosa ini....
"Kepada manusia yang baru saja patah hati. Ketika perbekalanmu sudah habis, maka kamu sudah kehilangan banyak tenaga dan ada disatu titik kamu akan merasa lelah dan jenuh. Pada titik tersebut, sudah saatnya kamu pergi mencari perbekalan di dimensi lain untuk membuatmu tetap bangkit. Toh, masih banyak orang-orang yang menyayangimu disekelilingmu yang akan membantumu mencari bekal tersebut. Ingat satu hal, Allah itu Maha Baik bukan?"
